Ceritaku di Yogyakarta
Lokasi : Tugu Lor Kopi |
Mungkin tidak ada ukuran baku untuk mendeskripsikan kota Yogyakarta, semua orang pasti punya jawabannya masing-masing. Sebagian berkata Yogya terkenal dengan sebutan kota pelajar, ada yang bilang kota yang terkenal dengan bakpia sebagai buah tangan atau oleh-oleh, ada juga yang billang Yogya adalah kota gudeg karna hampir dipelosok tempat makan di kota ini menawarkan menu satu ini dimana rasa manis yang menjadi ciri khasnya, atau Yogya juga dikenal dengan peninggalan sejarah serta keistimewaannya yaitu Yogykarta berbeda dari provinsi lain karena dipimpin oleh Sultan.
Tak ada yang salah untuk mendeskripsikan kota istimewa ini karna Yogya tentu meninggalkan kesan yang berbeda untuk setiap orang yang pernah atau akan berkunjung kekota ini.
Buat ku pribadi dikarenakan ibuku seorang keturunan suku Jawa membuatku akrab dengan kota istimewa ini. Yogya sendiri tidak cukup jauh tapi tidak juga terlalu dekat dari kota kelahiranku yaitu Surakarta tempat dimana tiap kali pulang kesini selalu mampir keYogya, Bagi ku ada persamaan antara kota kealhiranku dengan Yogya yaitu ciri khas dalam berbahasa, tata krama, ramah tamah penduduknya, citra rasa masakannya buatku pribadi hampir sama.
Kali ini aku ingin berbagi sedikit cerita tentang Yogya yang berbeda buatku, meski sudah berulang kali sedari aku kecil bolak balik ke Yogya dari yang biasanya hanya mampir kerumah saudara, keluarga, berkunjung untuk sekedar kulineran atau kecandi-candi, yang mana biasanya Yogya bukan menjadi tujan utama saat musim libur tiba, tetapi kali ini aku memilih Yogyakarta menjadi tempat aku berhenti sejanak dari rutinitas kehidupan ku yang anak-anak zaman sekarang bilang healing hehehe..
Bukan tanpa alasan memilih Yogya menjadi tempatku berlibur untuk sebentar memberi ruang untuk hati dan pikiran bernafas tanpa tekanan juga mengisi kembali semangat agar nantinya ketika kembali kerutinitas biasanya aku bisa lebih produktif dan bahagia menjalani apa yang sudah aku pilih.
Kalo biasanya setiap ke Yogya selalu bersama keluarga dengan kendaraan pribadi kali ini aku memilih buat pulang - pergi dengan kereta api bersama seorang teman, menikmati senja dikereta buatku memberikan ketenangan tersendiri, dan merasakan dinginnya subuh Yogya adalah sambutan kedatangan yang juga memiliki nikmat tersendiri, sekilas aku teringat beberapa kalimat di lirik lagu yang judulnya "YOGYAKARTA" didengarkan saat tidak di Yogya bikin aku rindu Yogya dan didengarkan saat ada di Yogya membuat aku merasakan hangatnya Yogya.
Kedatanganku kali ini ke Yogya membawa setumpuk beban kebinggungan, kekawatiran, ketakutan segala hal yang membuat timbul pertanyaan dan benakku apakah memilih liburan ke Yogya adalah tepat? dan jawabannya adalah tepat. Yogya memberikan aku jawaban dari semua apa yang aku gelisahakn dan Yogya memberikan satu semangat baru untuk kembali pulang ketika semua masalahku selesai.
Bicara soal pengeluaran selama disana untuk berlibur dengan kesan memaksa dikarenakan suasana hati, pikiran dan keuangan sedang tidak baik-baik saja nyatanya terbantahkan total pengeluaran ku selama 4 hadi ada di Yogya masih terbilang ramah kantong yaitu senilai Rp. 3.033.000
Tuhan itu adil, Dia membagi rata kebaikkannya hampir disemua Indonesia bakan dunia, lewat kekayaan dan keindahan alam, yang mana keindahan alam bisa dijadikan tujuan refreshing juga banyak diYogya.
Dan untuk trip liburan kali ini aku memilih untuk ke Hutan Pinus, Sungai Mudal, beberapa warung kopi terkenal dan melipir sebentar untuk mampir ke Magelang dengan tujuan Bukit Rhema, Punthuk Setumbu, dan Svargabumi.
Memiliki kesan tersendiri karna semua semendadak itu untuk aku dan Lisa yang menjadi teman perjalananku kali ini , dari mula jadwal keberangkata, kendaraan, kota tujuan , tempat rekeasi dan penginapan semua kami urus dihari yang sama dan ngalir begitu saja, bahkan semua ini malah jauh lebih baik dr ekpetasi kami yang tadinya cuman mikir buat cari satu cafe bagus yang bisa dinikmati alamnya dan duduk Diana selama seharian.
Baca Juga :
0 Comments