Sumber : pesantren.id

Apakah Anda masih ingat dengan kisah Siti Nurbaya? Siti Nurbaya ini merupakan kisah dari sebuah novel yang ditulis oleh Marah Rusli sekitar 100 tahun lalu. Banyak orang yang mengenal cerita ini sebagai kisah roman dimana seorang wanita dipaksa untuk menikah dengan pria tua bernama Datuk Maringgih. Dari situlah orang selalu menghubungkan perjodohan dengan kisah Siti Nurbaya. Namun, pada kenyataannya saat ini perjodohan menjadi sesuatu yang lazim di beberapa negara seperti India, Cina, Jepang, dan Pakistan. Namun, di Indonesia sendiri perjodohan sangat jarang didengar, namun bukan berarti hal ini perjodohan hilang.

Kalau kita melihat lebih teliti, mungkin saja ada beberapa teman kita yang sudah menikah dan ternyata bertemu pasangannya dengan cara dijodohkan. Biasanya perjodohan itu sendiri terjadi karena rancangan antara orangtua dari pihak laki-laki dan perempuan. Lalu apakah memang semua perjodohan akan seburuk seperti kisah Siti Nurbaya? Bagaimana pendapat setiap orang mengenai perjodohan ini? Apakah Anda pro atau kontra mengenai perjodohan ini? Apakah saja dampak perjodohan? Ini dia opini mengenai perjodohan.

Pro terhadap pejodohan:

Pernikahan tentu saja momen membahagiakan untuk setiap orang, Berkenalan dengan orang baru menjadi satu hal yang menyenangkan, mengenal pribadi seseorang secara detail sebagai pasangan hidup. Tak hanya itu, mengidentifikasi satu sama lain juga bisa menjadi sesuatu yang menggembirakan. Banyak kisah inspiratif wanita yang justru bahagia dari hasil perjodohannya.

Orang tua merupakan simpatisan terbaik yang bisa dimiliki oleh setiap orang. Mereka akan mempertimbangkan dan memilih pasangan hidup yang tepat untuk anaknya dengan mempertimbangkan segala aspek seperti moral, selera, serta nilai-nilai dalam keluarga. 

Salah satu keuntungan dari perjodohan adalah adanya jaminan bahwa pasangan yang telah dijodohkan cocok dan sempurna dari segi agama, status social, bahasa, kelas keuangan, latar belakang keluarga dan juga gaya hidup analog. Hal ini mampu mengurangi ketidakcocokan antara kedua belah, dan adanya kemungkinan pernikahan justru menjadi lebih solid.

Terlebih lagi, dalam pernikahan karna hasil perjodohan, selalu adanya jaminan dalam dukungan pengasuhan anak dari anggota keluarga masing-masing. Pada saat keadaan tertentu, pasangan ini bisa meminta bantuan mertua ataupun orang tua mereka baik secara emosional, fisik, dan juga financial. Jadi masalah pengasuhan anak bukan lagi menjadi masalah besar.

Yang terpenting dalam hal perjodohan yaitu, perasaan terindah ketika seseorang dapat menerima berkah dan dukungan dari para orangtua. Tak dapat dipungkiri bahwa pernikahan tidak hanya terjadi dari 2 individu saja, namun kedua keluarga masing-masing. Jika ada kerja sama yang baik antar kerabat pasangan, orang tua yang memiliki maksud baik akan selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk membuat anaknya bahagia.

Kontra mengenai perjodohan:

Terkadang apa yang dianggap baik dan sempurna belum tentu sepenuhnya cocok untuk sebagian orang lain. Ada kemungkinan, beberapa individu merasa tidak nyaman mengenai perjodohan dimana pernikahan mereka harus diatur, dan pasangan hidup yang telah ditentukan. 

Pernikahan yang dijodohkan layaknya perjudian, akan selalu ada kemungkinan jika orang yang dijodohkan akan berubah menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan menunjukkan kepribadian yang tak terduga. 

Menghabiskan waktu seumur hidup dengan orang yang tidak dikenal dan sifat yang belum kita pahami membutuhkan usaha yang lebih dan banyak kepercayaan. Sulit untuk memahami sifat satu sama lain secara singkat. Selain itu ketika pernikahan dilaksanakan karena landasan perjodohan maka pasangan tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengatur upacara pernikahannya. Justru orangtua lah yang banyak berkecimpung.

Selain itu, pernikahan dari hasil perjodohan rentan akan gangguan dari keluarga besar yang turut ikut campur dalam rumah tangga. Ibarat masakan, terlalu banyak koki yang justru merusak kaldu yang justru akan menimbulkan kekacauan dan kebingungan. 

Hal lain yang sangat menonjol mengenai konsep perjodohan yaitu adanya fakta pahit bahwa pemikiran cinta itu tidak penting. Orang tua yang lebih mementingkan status social daripada romantisme antara dua orang yang percaya akan makna cinta sejati. Hal ini akan menimbulkan masalah dalam pernikahan.

Perjodohan tidak selalu memberikan dampak buruk, namun juga tidak selalu memberikan dampak bagus. Tuhan telah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk setiap umatnya. Jadi mintalah pada-Nya agar diberikan jodoh yang terbaik menurut-Nya. 

Baca Juga :

Dilema Menikah Dan Tidak Menikah

Sisi Lain Pacaran Beda Agama

Setiap Perempuan Itu Berbeda

Dicintai Atau Mencintai

Mengubah Atau Diubah

0 Comments